Ustadz M. Monib

nusakini.com - Jakarta - Deklarasi dukungan untuk Pasangan Calon nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf Amin oleh G4NKRI (Gontorian4NKRI) yang rencananya bakal dilangsungkan pada hari Selasa, 29 Januari 2019 di Rumah Aspirasi 01, Menteng, Jakarta Pusat, akan tetap dilakukan. 

Hal ini ditegaskan Penasehat G4NKRI, Ustaz M. Monib menanggapi munculnya penolakan oleh beberapa alumni Pesantren Gontor terkait rencana deklarasi tersebut. 

“Kalau besok sore kiamat terjadi, siang hari kita on schedule untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf”, tegas ustadz Monib, Rabu (23/1)

Ustadz Monib menambahkan, Gontorian tidak sama dengan Pesantren Gontor. Gontorian adalah komunitas dari sekian komunitas alumni Pesantren Gontor. Bukan atas nama lembaga. “Kami juga adalah alumni Gontor”, ujarnya.

“Sebuah kelaziman seseorang/komunitas/organisasi mensifati dirinya dengan almamaternya. Alumni Al-Azhar University,mendaku Azharian, Alumni Prasetiya Mulya, mendaku Prasetiyan, alumni Harvard mendaku Harvardian. Nah, alumni Pesantren Gontor mendaku Gontorian. De fact mereka,anggota komunitas ini para alumni Gontor. Apa karena kami mendukung Pak Jokowi,sementara pimpinan, dosen, alumni, umumnya mendukung Prabowo ?Apa karena kami melawan arus utama tasyi' & tawjihat pimpinan yang mengarus ke 02?”, lanjut Ustadz Monib.


Gus Ruchul Ma'ani

Senada dengan itu, Gus Ruchul Ma'ani, salah satu pegiat Gontorian menyebut G4NKRI tak punya gigi untuk mundur

“Kami tak punya gigi untuk mundur. Setuju, on schedule”, katanya. 

Sementara itu, ustadz Zamril Hardyansyah  menjelaskan, G4NKRI itu apa? G4NKRI atau Gontorians For NKRI itu hanyalah komunitas yang berada dalam barisan besar para alumni Gontor sebagaimana komunitas-komunitas lain yang juga ada di sana. Adanya komunitas-komunitas tersebut sejatinya bukanlah hal baru atau aneh di kalangan alumni Gontor. Ada komunitas yang dibentuk atas dasar kesamaan angkatan kelulusan, kesamaan daerah, kesamaan pekerjaan, dsb.


Ustadz Zamril Hardyansyah

Ustadz Zamril pun menjelaskan persamaan yang mengikat di G4NKRI yakni: 

1. Semua anggota adalah sama-sama alumnus Pondok Gontor.

2. Semua anggota memiliki prinsip dan pandangan yang sama terkait kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. 

Hal tersebut, kata Ustaz Zamril, yang menjadi dasar persamaan dan pemersatu untuk berkumpul dan berserikat, karena G4NKRI itu lintas angkatan, ormas keagamaan, orientasi politik, bahkan mazhab.

“Gontor itu selalu penuh dinamika dan warna, dan itu bukan hal baru serta aneh di Gontor. Belum lagi secara kelembagaan, Pondok Gontor itu lembaga pendidikan yang orientasi politik tertingginya hanyalah pendidikan. Belum lagi ada motto yang sudah menjadi sunah dan wajib di jalankan "Pondok Modern Berdiri Di Atas Dan Untuk Semua Golongan", ujarnya. 

Menurutnya, sikap, pilihan, atau orientasi politik para alumninya pun beragam. Makanya tidaklah salah jika dikatakan bahwa "Pondok Gontor tidak akan kemana-mana, tapi alumni Gontor akan selalu ada di mana-mana". 

G4NKRI menyadari betul bahwa sikap politik keluarga besar PMDG itu sangat strategis.

G4NKRI juga memperhatikan dengan seksama dinamika pilihan politik di internal alumni Gontor yang beragam. Akan tetapi G4NKRI mendapatkan kenyataan akan adanya usaha membuat framing dengan membangun opini seolah-olah Gontor "mendukung" calon tertentu. 

“Hal tersebut tentu saja dilakukan tidak dengan cara terang benderang alias vulgar. Adanya penggunaan simbol-simbol Gontor untuk penggiringan opini masif dilakukan. Sebagai contoh kecil, ada salah satu stand dalam acara yang diadakan oleh komunitas wirausaha alumni Gontor yang memajang kaos #2019GantiPresiden, dan parahnya kejadian tersebut terjadi justru di Pondok Gontor sendiri”, katanya.

Itulah kenapa akhirnya G4NKRI merasa perlu mengambil sikap yang tegas dan jelas, tidak bersikap abu-abu dalam menentukan dan menyuarakan pilihan politiknya. Apa yang dilakukan G4NKRI semata-mata hanya ingin publik menyadari bahwa dinamika dan aneka warna itu tetap ada di Gontor, bahwa Gontor secara kelembagaan akan dan harus tetap "Berdiri Di Atas Dan Untuk Semua Golongan".

“Dan atas dasar itu semua, maka sulit bagi G4NKRI jika diminta menutupi jati dirinya, atau identitasnya. Karena buat G4NKRI, status sebagai alumnus Gontor itu adalah salah satu identitas yang melekat. Toh G4NKRI dalam menjalankan aspirasinya tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa G4NKRI merupakan represantasi dari Pondok Gontor, dan/atau perkumpulan alumni Gontor secara keseluruhan”, ujarnya. 


Ustadz Andy Syah Alam

Hal tersebut diamini oleh ustadz Andy Syah Alam, salah satu pendiri G4NKRI, Marhalah Dragons 95. 

Menurut Ustadz Andy, G4NKRI bukan ormas dan tidak memiliki tujuan atau afiliasi pada lembaga politik tertentu, dibentuk hanya sebagai sikap kepedulian sebagian alumni Gontor terhadap perkembangan dan dinamika kehidupan berbangsa di Indonesia.

“Sikap G4NKRI dalam kontelasi politik terkini dengan memilih salah satu paslon yakni Jokowi-Maruf merupakan hasil kesepakatan bersama dengan pertimbangan bahwa paslon no 1 lebih mewakili nilai-nilai nasionalisme dan keindonesiaan”, ujarnya. 

Ustadz Andy menambahkan, G4NKRI hanyalah sebuah forum diskusi bebas di grup media WhastApp, terbuka bagi semua lintas angkatan. 

“Dibentuk sejak Agustus 2017, ini menjadi wadah silaturahmi dan wadah kesamaan aspirasi sesama alumni Gontor pada nilai-nilai kebangsaan yang utuh dan murni berdasar pada konstitusi yang sah”, pungkasnya. ***